BAB V TRANSLASI MATA
UANG ASING
KETENTUAN AKUNTANSI
UNTUK BISNIS INTERNASIONAL
Standar akuntnsi bisnis luar negeri
serta transaksi pertukaran dalam mata uang asing dimulai pada tahun 1939 telah
dikeluarkannya Accounting Research Buletin (ARB). Kemudian diperbarui dengan
ARB no 43 tahun 1943. diIndonesia , ketentuan akuntansi untuk bisnis internasional
diawali dengan dikeluarkannya PSAK no 10 dan 11 tahun 1994 yang menjelaskan
standar yang digunakan oleh perusahaan dalam mencatat transaksi mata uang asing
dan menjabarkan laporan keuangan mata uang asing.
1. Pernyataan Standart Akuntansi Keuangan Dalam PSAK no 10
dinyatakan bahwa :
Perusahaan dapat melakukan aktifitas yang menyangkut
valuta asing ( Foreign Activities) dalam dua cara, melakukan transaksi dalam mata
uang asing atau memiliki kegiatan usaha luar negeri ( Foreign Ooperation ).
Dalam PSAK no 10 diberikan beberapa definisi yang terkait dengan kegiatan
bisnis internasional antara lain:
a. kegiatan usaha luar
negeri ( foreign operation ) adalah perusahaan anak (subsidiary), perusahaan
assosiasi, usaha patungan ,atau cabang perusahaan pelapor, yang aktifitasnya dilaksanakan
disuatu Negara diluar Negara perusahaan pelapor.
b. entitas asing adalah
suatu kegiatan usaha luar negeri, yang aktifitasnya bukan merupakan suatu
bagian integral dari perusahaan pelapor.
c. pos moneter adalah kas
dan setara kas, aktiva dan kewajiban yang akan diterima atau dibayar yang
jumlahnya pasti atau dapat ditentukan.
d. nilai wajar adalah
suatu jumlah yang dapat digunakan sebagai dasar pertukaran aktiva atau penyelaesaian
kewajiban antara pihak yang paham dan berkeinginan untuk melakukan transaksi yang
wajar.
2. Pendekatan Penjabaran Laporan Keuangan
Beberapa pendekatan penjabaran
laporan keuangan dalam mata uang asing ke dalam mata uang domestik, meliputi ;
a. Metode Lancar-Tak
lancer, yang menjabarkan akun-akun lancar pada kurs sekarang serta akun-akun
tidak lancar pada kurs histories.
b. Metode Moneter-Non
moneter, yang mengubah aktiva dan kewajiban moneter pada kurs sekarang serta
aktiva dan kewajiban non moneter pada kurs histories.
c. Metode Temporal, yang
mengubah aktiva dan kewajiban yang dinilai dengan prinsip akuntansi yang sama. Metode
Kurs Sekarang, yang menjabarkan seluruh aktliva dan kewajiban pada kurs
sekarang.
TUJUAN PENJABARAN DAN
KONSEP MATA UANG FUNGSIONAL
Tujuan penjabaran laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1. Menyajikan informasi
secara umum sejalan dengan efek ekonomis yang diharapkan dari perubahan kurs
pada ekuitas dan arus kas perusahaan.
2. Menggambarkan dalam
laporan konsolidasi aktivitas financial serta hubungan dari masing-masing
entitas terkonsolidasi sebagaimana dinilai dalam mata uang fungsional agar bias
sejalan dengan prinsip akntansi yang berlaku umum.
Konsep mata uang fungsional Mata uang
fungsional adalah mata uang yang digunakan dalam wilayah operasi utama
perusahaan, mata uang dimana perusahaan tersebut menghasilkan serta
membelanjakan uang kas mereka. Syarat suatu mata uang dapat menjadi mata uang
fungsional adalah sebagai berikut:
a. Harga jual Jika harga
jual produk dari suatu entitas luar negeri lebih banyak ditentukan oleh
persauingan ditingkat local atau regulasi pemerintah local, maka mata uang
local dari entita luar negeri tersebut dapat dipakai mata uang fungsional. Pasar
penjualan Jika pasar penjualan berada seluruhnya dinegara perusahaan induk maka
mata uang Negara perusahaan induk tersebut dapat digunakan sebagai mata uang fungsional.
b. Pengeluaran
Pengeluaran perusahaan seperti upah pekerja serta biaya material yang merupakan
biaya local dapat membenarkan dijadikannya mata uang local dari entitas luar
negeri sebagai mata uang fungsional.
c. Pendanaan Ditentukan
oleh mata uang local dari entitas luar negeri, serta jika dana yang dihasilkan
dalam operasi perusahaan cukup untuk melunasi hutang, baik hutang saat ini
maupun untuk masa yang akan datang. Maka mata uang local dari entitas luar
negeri dapat dijadikan mata uang fungfsional.
d. Perjanjian serta
transaksi antar perusahaan dalam volume yang besar.
DEFINISI DAN KONSEP
PERTUKARAN DALAM MATA UANG ASING
Kurs adalah nisbha/ rasio antara satu
unit mata uang dengan jumlah mata uang lain yang setara degan mata uang
tersebut pada suatu waktu. Kurs yang digunakan dalam akuntansi untuk transaksi
luar negeri selain kontrak berjangka adalah sebagai berikut:
1. Kurs spot (spot Rate) yaitu kurs tunai yang berlaku pada
saat transaksi.
2. Kurs sekarang (current
Rate) adalah kurs dimana satu unit mata uang dapat dipertukarkan dengan mata
uang lain pada tanggal neraca atau pada tanggal transaksi.
3. Kurs Historis adalah kurs yang berlaku pada tanggal
tertentu terjadinya transaksi.
4. Kurs penutup (closing
Rate) adalah nilai tukar spot pada tanggal neraca. Kurs spot merupakan cerminan
nilai pasar, sementara kurs sekarang dan kurs historis merupakan terminasi
akuntansi. Kurs sekarang untuk transaksi mata uang asing adalah kurs spot
sebagai akibat penyesuaian langsung atas jumlah yang dinyatakan dalam mata uang
asing pada tanggal transaksi. Kurs historis adalah kurs spot yang mengacu pada tanggal
kejadian atau trasaksi tertentu.Kurs spot, kurs sekarang maupun kurs historis
dapat merupakan kurs tetap atau mengambang, tergantung pada mata uang tertentu
yang dilibatkan.
a. Kurs mengambang, tetap dan berganda
Kurs mengambang atau kurs bebas adalah
nilai mata uang yang dipengaruhi oleh daya beli dipasar dunia (permintaan dan
penawaran serta factor-faktor lain dalam pasar uang dunia). Kurs tetap atau
kurs resmi adalah nilai mata uang yang ditetapkan oleh pemerintah dan tidak
dipengaruhi perubahan dipasar dunia. Kurs berganda terjadi jika pemerintah
untuk tujuan tertentu menetapkan kurs yang berbeda untuk transaksi yang
berbeda.
b. Perhitungan kurs
Tujuan dari suatu mata uang adalah
menyediakan suatu standar nilai, alat pertukaran serta unit pengukuran.
Pertukaran matta uang asing dapat dilakukan dalam dua cara:
1. Perhitungan langsung
yaitu menbandingkan mata uang domestic dengan mata uang asing ( dinyatakan dalam
rupiah).
2. Perhitungan tidak
langsung yaitu membandingkan mata uang asing dengan mata uang domestic (dinyatakan
dalam mata uang asing).
TRANSAKSI MATA UANG
ASING SELAIN KONTRAK BERJANGKA
Transaksi yang terjadi dalam sautu
Negara merupakan transaksi lokal yang dinilai dan dicatat dalam mata uang
Negara tersebut. Transaksi luar negeri adalah trasaksi yang terjadi antar luar
Negara atau antar perusahaan dari Negara yang berbeda. Transaksi mata uang
asing adalah trasaksi dimana nilai tukarnya dinyatakan dalam mata uang selain
dari mata uang fungsional suatu entitas. Jadi, sebuah transaksi luar negeri
tidak otomatis merupakan transaksi mata uang asing.
1. Ketentuan dalam PSAK
Ketentuan yang tercantum dalam PSAK no 10 hanya diterapkan dalam trasaksi mata
uang asing dan untuk laporan keuangan mata uang luar negeri untuk trasaksi mata
uang asing selain kontrak berjangka, maka:
a. Pada tanggal transaksi
diakui, setiap aktiva, kewajiban, penerimaan, pengeluaran , keuntungan dan
kerugian yang timbul dari transaksi tersebut harus dinilai dan dicatat dalam
mata uang fungsional dari entitas yang melakukan pencatatan dengan menggunakan
kurs yang berlaku pada tanggal tersebut.
b. Pada setiap tanggal neraca,
sdaldo yang tercatat dalam mata uang selain mata uang fungsional dari entitas
yang melakukan pencatatan harus disesuaikan untuk mencerminkan kurs sekarang.
c. Pos aktiva dan
kewajiban moneter dalam matya uang asing dilaporkan kedalam mata uang rupiah
dengan menggunakan kurs tanggal neraca. Apabila terdapat kesulitan dalam menentukan
kurs tanggal neraca, maka dapat digunakan kurs tengah Bank Indonesia.
d. Pos non moneter tidak
boleh dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal neraca tetapi tetap harus
dilaporkan dengan kurs tanggal transaksi.
e. Pos non moneter yang
dinilai dengan nilai wajar dalam mata uang asing harus dilaporkan dengan
menggunakan kurs yang berlaku pada saat nilai tersebut ditentukan.
2. Penjabaran pada Kurs
Spot Syarat utama bagi transaksi mata uang asing adalah membuat transaksi
tersebut adalah bahwa transaksi tersebut dijabarkan dalam mata uang domestik
pada kurs spot yang terjadi pada tanggal tersebut. Unit pengukuran berubah dari
mata uang asing ke mata uang fungsional. PSAK no 10 menyatakan:“keuntungan dan
kerugian akibat translasi harus dinyatakan dalam perhitungan laba rugi periode
dimana kurs mengalami perubahan. Bila timbulnya dan penyelesaian transdaksi
berada dalam suatu priode transaksi yang sama maka seluruh selisih kurs diakui
pada priode kurs. Namun jika timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi berada
dalam beberapa priode akuntansi, maka selisih kurs harus diakui untuk setiap periode
dengan memperhitungkan kurs untuk masing-masing priode”. Kerugian akibat pertukaran
mata uang asing hanya terjadi jika tagihan dalam mata uang asing dan kerugian terjadi
pada saat pencatatan pembayaran bukan pada pencatatan transaksi pertama.
KONTRAK FORWARD MATA
UANG DAN PERJANJIAN LAINNYA
Operasi hedging adalah kontrak
penjualan atau pembelian mata uang asing untuk menghindari resiko memegang
hutang dan piutang dalam mata uang asing. Untuk menghindari resiko fluktuasi
nilai mata uang asing, ada satu cara yang sering digunakan adalah kontrak
berjangka. Dalam FASB no 52 disebutkan bahwa kontrak berjangka adalah perjanjian
untuk melakukan pertukaran mata uang yang berbeda pada satu waktu tertentu dimasa
yang akan datang dan pada kurs tertentu yang disepakati (forwad rate). PSAK no
10 menyatakan bahwa transaksi valuta berjangka adalah transaksi pertukaran dua valut
asing melalui pembelian tunai dengan penjualan kembali secara berjangka. Empat situasi
dimana kontrak berjangka ini digunakan adalah sebagai berikut:
a. Spekulasi
Bertujuan untuk berspekulasi dalam perubahan
kurs, Keuntungan dan kerugian pertukaran diakui langsung setiap terjadi perubahan
kurs forward ( kurs tertentu yang disepakati padca masa yang akan datang oleh perusahaan
yang melakukan hedging dengan pialang ), Efek pendapatan sama dengan kerugian
dan keuntungan pertukarfan yhang diakui
b. Hedging atas posisi aktiva atau kewajiban bersih
Bertujuan untuk mengimbangi eksposur
posisi aktiva atau kewajiban berfsih yang ada. Keuntungabn dan kerugian pertukaran
diakui langsung namun diimbangi oleh keuntungan serta kerugian yang bersesuaian
pada posisi aktiva dcan kewajiban bersih. Premium dan diskon atas kontrak berjangka
diamortisasi sebagai pendapatan sepanjang masa kontrak berjangka. Efek pendapatan
sama dengan amortisasi dari premium atau diskon ( saling offset keuntungan dan
kerugian )
c. Hedging atas komitmen yang dapat didentufikasi.
Hedging dicapat diidentifikasi jika
dianggap efektif dan mata uang tersebut tetap/tidak berubah. Bertujuan untuk
mengimbangi exposure pembelian atau penjujalan yang akan direalisasikan pada
masa yang akan datang,dacn mengunci harga dari kontrak yang ada dalam mata uang
domestic. Keuntungan dan kerugian pertukaran ditangguhkan sampai komitmen
direalisasikan menjadi transaksi selanjutnya keuntungan dan kerugian yang
ditangguhkan tadi diperlakukan sebagai penyesuaian terhadcap harga transaksi.
Pilihan premium dan diskon dapat langsung diamortisasi sebagai pendapatan atau
ditangguhkan dan diperlakukan sebagai penyesuaian terhadap harga transaksi.
d. Hedging atas investasi bersih dalam entitas luar negeri.
Bertujuan untuk mengimbangi exposure investasi
bersih yang ada dalam sebuah entitas luar negeri Keuntungan dan kerugian pertukarfan
diakui sebagai penyesujaian ekuitas dcan akan mengimbangi pennyesuaian ekuitas
yang dicatat dalam investasi bersih.
PERBEDAAN TRANSLASI DAN
KONVERSI ANTAR MATA UANG ASING
Translasi mata uang asing adalah
Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang
lainnya. Sedangkan konversi antar mata uang asing adalah pertukaran dari satu
mata uang ke mata uang lain secara fisik. Perbedaannya adalah, Translasi
hanyalah perubahan satuan unit moneter, misalnya pada sebuah necara yang dinyatakan
dalam pound Inggris disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen dolar AS. Tidak ada
pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi.
Sedangkan konversi, memungkinkan adanya pertukaran fisik yang terjadi dan ada
transaksi terkait yang terjadi.
ISTILAH DALAM TRANSLASI
MATA UANG ASING
1. Konversi, merupakan pertukaran suatu mata uang ke dalam
mata uang lain.
2. Kurs kini, merupakan nilai tukar yang berlaku pada tanggal
laporang keuangan yang relevan.
3. Posisi aktiva bersih
yang beresiko, merupakan kelebihan aktiva yang diukur dalam atau berdenominasi
dalam mata uang asing dan di translasikan dengan menggunakan kurs kini dari
kewajiban yang diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan
ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
4. Kontrak pertukaran
forward,merupakan suatu perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari Negara
yang berbeda dengan menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu
di masa depan.
5. Mata uang fungsional,
merupakan mata uang utama yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam
menjalankan kegiatan usaha. Biasanya mata uang tersebut adalah mata uang Negara
dimana perusahaan itu berlokasi.
6. Kurs histories,
merupakan kurs nilai mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau
kewajiban dalam mata uang asing dibeli atau terjadi.
7. Mata uang pelaporan,
merupakan mata uang yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
8. Kurs spot, merupakan nilai tukar untuk pertukaran mata
uang dalam waktu segera.
9. Penyesuaian translasi,
merupakan penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan keuangan dari
mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya.
Daftar istilah translasi mata uang asing yang diadaptasi dari
PSAK (SFAS) no.52, 1981.
1. Atribut, karakteristik
kuantitatif suatu pos yang diukur untuk keperluan akuntansi. Contoh, biaya
histories dan biaya penggantian yang merupakan atribut suatu aktiva.
2. Konversi, pertukatan suatu mata uang ke dalam mata uang
lain.
3. Kurs kini, nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporan
keuangan yang relevan.
4. Diskonto, ketika
tingkat pertukaran yang berikutnya lebih rendah daripada tingkat yang berlaku
sekarang.
5. Posisi aktiva bersih
yang beresiko, kelebihan aktiva yang diukur dalam atau berdenominasi dalam mata
uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini dari kewajiban yang
diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan
kurs kini.
6. Mata uang asing, suatu
mata uang selain mata uang yang digunakan oleh suatu Negara, mata uang selain
mata uang pelaporan yang digunakan oleh perusahaan.
7. Laporan keuangan dalam
mata uang asing, laporan keuangan yang menggunakan mata uang asing sebagai unit
pengukuran.
8. Transaksi mata uang
asing, transaksi (yaitu penjualan atau pembelian barang atau jasa, atau utang
pinjaman atau piutang usaha) dengan syarat-syarat yang dinyatakan dalam mata
uang selain mata uang fungsional perusahaan.
9. Translasi mata uang
asing, proses untuk menyatakan jumlah-jumlah yang berdenominasi atau diukur
dalam suatu mata uang ke dalam mata uang yang lain dengan menggunakan kurs
nilai tukar diantara dua mata uang tersebut.
10. Operasi luar negri,
suatu operasi yang menghasilkan laporan keuangan yang (1) dikombinasikan atau
dikonsolidasikan atau diperhitungkan berdasarkan metode ekuitas dalam laporan
keuangan perusahaan pelapor dan (2) disusun dalam mata uang asing selain mata uang
pelaporan perusahaan pelapor.
11. Kontak pertukaran
forward, suatu perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari Negara yang
berbeda dengan menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu
di masa depan.
12. Mata uang fungsional,
mata uang utama yang digunakan oleh suatau perusahaan dalam menjalankan
kegiatan usaha, dan dalam menghasilkan atau menggunakan kasnya.
13. Kurs histories, kurs
nilai tukar mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau kewajiban
dalam mata uang asing dibeli atau terjadi.
14. Mata uang local, mata
uang suatu Negara tertentu yang digunakan; mata uang pelaporan yang digunakan
oleh suatu operasi domestic atau luar negeri.
15. Pos-pos moneter,
kewajiban untuk membayar atau hak untuk menerima sejumlah unit mata uang dalam
nilai yang tetap di masa depan.
16. Mata uang pelaporan,
mata uang yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
17. Tanggal penyelesaian,
tanggal saat suatu utang dibayarkan oleh suatu piutang tertagih.
18. Kurs spot, nilai
tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera.
19. Tanggal transaksi,
tanggal saat suatu transaksi dicatat dalam catatan akuntansi perusahaan
pelapor.
20. Penyesuaian
translasi, penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan keuangan dari mata
uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya.
21. Unit pengukuran, mata
uang yang digunakan untuk mengukur aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban.
PERBEDAAN KEUNTUNGAN
DAN KERUGIAN TRANSLASI MATA UANG ASING
Jika sudut pandang mata uang local
yang digunakan ( sudut pandang perusahaan local), masuknya penyesuaian
translasi dalam laba berjalan tidak perlu dilakukan. Memasukkan keuntungan dan
kerugian translasi dalam laba akan mendistorsikan hubungan keuangan yang asli
dan dapat menyesatkan para pengguna informasi tersebut. Keuntungan atau
kerugian translasi harus diperlakukan dari sudut pandang mata uang local
sebagai penyesuaian terhadap ekuitas pemilik. Jika mata uang pelaporan induk
perusahaan merupakan unit pengukuran laporan keuangan yang ditranslasikan (
sudut pandang induk perusahaan ), sangat disarankan untuk mengakui keuntungan
atau kerugian translasi laba sesegera mungkin. Sudut pandang induk perusahaan
melihat anak perusahaan luar negeri sebagai perluasan dari induk perusahaannya.
Keuntungan dan kerugian translasi mencerminkan kenaikan atau penurunan ekuitas
investasi asing dalam mata uang domestic dan harus diakui.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
TRANSLASI MATA UANG ASING
1. Penagguhan Perubahan
nilai ekuivalen mata uang domestic dari aktiva bersih anak perusahaan luar
negeri tidak direalisasikan dan tidak berpengaruh terhadap arus kas mata uang
local yang dihasilkan dari entitas asing. Penyesuaian translasi harus diakumulasikan
secara terpisah sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi.
2. Pengangguhan dan
Amortisasi Penangguhan keuntungan atau kerugian translasi dan melakukan
amortisasi penyesuaian ini selama masa manfaat pos-pos neraca terkait, terutama
yang terkait dengan utang akan ditangguha=kandan diamortisasi selama umur
aktiva tetap terkait, yaitu dibebankan terhadap laba dengan cara yang sama
dengan beban depresiasi atau ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa
pinjaman sebagai penyesuaian terhadap beban bunga.
3. Penangguhan parsial
Keuntungan dan kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian sesegera
mungkin setelah terjadi, tetapi mengakui keuntungan hanya setelah
direalisasikan, hal ini semata-mata hanya karena merupakan keuntungan, tetap mengabaikan
terjadinya perubahan kurs.
4. Tidak ditangguhkan
Mengakui keuntungan dan kerugian translasi dalam laporan laba rugi sesegera mungkin.
Namun, memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam laba tahun berjalan
akan memperkenalkan elemen acak ke dalam laba sehingga dapat menghasilkan fluktuasi
laba yang sangat signifikan apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar.
Keuntungan dan kerugian translasi ini mencerminkan kenaikan atau penurunan
ekuitas investasi dalam mata uang domestic dan harus diakui.
PENGARUH METODE
TRANSLASI MATA UANG ASING TERHADAP LAPORAN KEUANGAN
Walaupun sebagian besar isu teknis
dalam akuntansi cenderung terpecahkan dengan sendirinya sejalan dengan
berlalunya waktu, translasi valuta asing terrnyata merupakan suatu
pengecualian. Bahwa tren ini akan terus berlanjut didukung oleh perkembangan- perkembangan
seperti runtuhnya dominasi mata uang dolar, pergerakan nilai mata uang yang
disetujui oleh pemerintah, dan globalisasi pasar-pasar modal dunia, yang telah
meningkatkan pentingnya pelaporan dan pengungkapan keuangan. Perkembangan-perkembangan
seperti ini telah berperan besar meningkatkan ketertarikan eksekutif-eksekutif
keuangan, akuntan, dan komunitas keuangan pada pentingnya dan konsekuensi-konsekuensi
ekonomi dari translasi valuta asing. Mari kita lihat hakekat dan perkembangan
dari teki-teki akuntansi intemasional ini.
EVALUASI DAN PEMILIHAN
METODE TRANSLASI MATA UANG ASING
Berdasarkan metode temporal, pos-pos moneter
seperti kas, piutang, dan utang ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos-pos moneter
ditranslasikan dengan kurs yang mempertahankan dasar pengukuran pada awalnya.
Secara khusus, aktiva yang nilainya dalam laporan mata uang asing sebesar biaya
histories, ditranslasikan berdasarkan kurs histories. Mengapa demikian? Hal ini
dikarenakan biaya histories dalam mata uang asing yang ditranslasikan dengan
kurs nilai tukar histories menghasilkan biaya histories dalam mata uang
domestik. Keempat metode yang dibahas pada satu waktu pernah digunakan di
Amerika Serikat dan dapat ditemukan hingga hari ini di berbagai Negara. Secara
umum, metode ini menimbulkan hasil translasi mata uang asing yang cukup berbeda.
Ketiga metode yang pertama (metode kurs kini, metode kini-non-kini, dan metode moneter-non-moneter)
digunakan dalam mengidentifikasikan aktiva dan kewajiban manakah yang beresiko
atau dapat dilindungi dari resiko mata uang asing. Kemudian, metode translasi
diterapkan secara konsisten dengan memperhatikan perbedaan tersebut.
HUBUNGAN TRANSLASI MATA
UANG ASING DENGAN INFLASI
Penggunaan kurs kini untuk mentranslasikan
biaya perolehan aktiva non- moneter yang berlokasi di lingkungan berinflasi
pada akhirnya akan menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestic yang
jauh lebih rendah dari pada dasar pengukuran awalnya. Pada saat yang bersamaan,
laba yang ditranslasikan akan jauh lebih besar sehubungan dengan beban
depresisasi yang juga lebih rendah. Hasil translasi seperti itu dengan mudah
dapat lebih menyesatkan pembaca ketika memberikan informasi kepada pembaca.
Penilaian dolar yang lebih rendah biasanya merendahkan kekuatan laba akutal
dari aktiva luar negeri yang didukung oleh inflasi lokal dan rasio pengembalian
atas investasi yang terpengaruh inflasi di suatu operasi luar negeri dapat menciptakan
harapan yang palsu atas keuntungan masa depan. FASB menolak penyesuaian inflasi
sebelum proses translasi, karena penyesuaian tersebut tidak konsisten dengan
kerangka dasar penilaian biaya historis yang digunakan dalam laporan keuangan
dasar di AS. Sebagai solusi FAS No 52 mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai
mata uang fungsional untuk operasi luar negeri yang berdomisili dilingkungan
dengan hiperinflasi. Prosedur ini akan mempertahankan nilai konstan ekuivalen
dolar aktiva dalam mata uang asing, karena aktiva tersebut akan ditranslasikan
menurut kurs historis. Pembebanan kerugian translasi atas aktiva
tetap dalam mata uang asing terhadap ekuitas pemegang saham
akan menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap rasio keuangan. Masalah
translasi mata uang asing tidak dapat dipisahkan dari masalah akuntansi untuk inflasi
asing.
Sumber:
callme-tod.blogspot.com/2013/04/bab-4-bab-5-dan-bab-6-akuntansi.html?m=1#!/2013/04/bab-4-bab-5-dan-bab-6-akuntansi.html
0 komentar:
Posting Komentar