Di sebuah pemukiman di tengah perkotaan ada seorang
wanita separuh baya yang sudah ditinggalkan suaminya sekitar 7 tahun yang lalu.
Wanita itu bernama bu Tati. Dia memiliki 5 orang anak, dan mereka pun sudah
memiliki keluarga dan anak tetapi salah satu anaknya tinggal bersamanya.
Meskipun bu Tati itu sudah ditinggal suaminya dia tidak ingin menyusahkan
anak-anaknya. Dengan memanfaatkan harta yang ditinggalkan suaminya yaitu sebuah
rumah bertingkat, dari itu dia membangun sebuah kost-kosatan. Yang biasa
kos-kosan itu identik dengan penghuninya para remaja kali ini kosan bu Tati itu
di tempati oleh orang-orang dewasa yang sudah berstatus menikah, dan di salah
satu penghuni kosan itu ada yang berstatus duda yang separuh baya. Duda itu
dari kasat mata usianya jauh lebih tua dibandingkan bu Tati. Profesi duda itu
adalah sebuah supir angkutan umum jurusan Lebak Bulus – Senen. Duda itu bernama
Bapak Aji.
Bu Tati dan Bapak Aji itu mempunyai background yang
berbeda. Bu Tati seorang wanita yang muslimah yang taat akan ajaran agama yang
selalu berpedoman dengan Hadisnya Al-Qur’an. Sedangkan Bapak Aji itu kebalikan
dari Ibu Tati yang tidak taat akan ajaran agama dan tidak berpedoman dengan
Al-Qur’an yang hobbynya berjudi dan bermain kartu. Selama bu Tati yang sebagai
pemilik kosan harus bersikap ramah tamah kepada semua yang menempati kosannya
termasuk kepada pak Aji. Selama 2 bulan pak Aji mengekos disana mereka sering
berbincang bersama entah di depan kosan pak Aji atau depan rumah bu Tati. Berawal
hanya berbincang-bincang tumbuhlah perasaan, perasaan yang lebih dari seorang
pemilik kosan dengan penghuni kosan. Semenjak perasaan suka itu timbul bu Tati
sering memberikan perhatian khusus. Bu Tati jadi sering memberikan secangkir
kopi hangat dan beberapa roti. Tidak hanya dari segi memberikan makanan tapi
dari segi penampilan bu Tati juga berubah 180 derajat, bu Tati jadi suka
berdandanan dan berpenampilan menarik.
Pemapilan sudah berubah seperti biasanya para
tetangga disekitarnya pun merasa aneh dan bertanya-tanya dengan penampilan bu
Tati saat ini. Banyak yang sudah mengetahui kalo dia sedang merasakan puber
kedua, tetapi ada juga yang masih penasaran dan bertanya langsung dengan dia. Mungkin
tidak hanya para tetangga sekitar yang heran melihat bu Tati sekarang ini,
menantu dan anaknya yang bernama Andry itu juga merasakan keanehan ibunya.
Tanpa berpikir panjang Andry mencari tau penyebab perubahan ibunya akhir-akhir
ini. Telusut demi telusut akhirnya Andry pun mengetahui dan mencari tahu backgraound
duda yang disukai ibunya itu.
Baru pertama Andry melihat sosok pak Aji, Andry
langsung memberi respon negative ke ibunya. Tanpa ragu-ragu Andry ngejugde pak
Aji seorang duda yang nakal karena ada sebuah tato di lengannya. Beberapa hari
kemudian, di tengah malam dimana Andry baru saja pulang kerja, Andry mendengar
ada suara yang mecurigakan di kamar kosan pak Aji itu. Andry pun langsung
memergoki pak Aji sedang berjudi dan bermain kartu. Malam itu juga Andry
mengusir pak Aji dari tempat kosannya. Paginya dengan berat hati pak Aji pergi
dari kosan itu. Bu Tati pun kecewa dan bersedih karena selama itu bu Tati tidak
mengetahui kalau Pak Aji itu suka berjudi dan bermain kartu. Nasi sudah menjadi
bubur, peristiwa sudah terjadi dan takkan bisa di ulang lagi. Walaupun bu Tati
sudah kecewa tapi bu Tati masih menanti akan hadirnya duda itu.
Seminggu kepergian pa Aji dari kosan itu bu Tati
menjadi pemurung dan suka bernyanyi nyanyian patah hati. Bu Tati menunggu
kehadiran pak Aji dirumahnya tapi sudah beberapa hari ini pak Aji tidak
menghubungi bu Tati. Bu Tati pun khawatir, tanpa berpikir panjang pagi-pagi bu
Tati pergi mencari pak Aji di tempat pangkalan angkutan umum. Berhari-hari bu
Tati mendatangi pangkalan angkutan umum itu tapi bu Tati tidak pernah bertemu
pak Aji.
Beberapa minggu kemudian tanpa di duga-duga pak Aji
datang ke rumah bu Tati. Ia meminta maaf telah menghilang dan mengecewakan bu
Tati. Bu Tati pun terkejut melihat
perubahan pak Aji yang sekarang ini sudah tidak ada tato yang menempel
di lengannya. Tidak berpikir panjang pak Aji melamar bu Tati sebagai pendamping
hidupnya ( istri ). Sepatah kata pun tak terlontar dari mulutnya bu Tati karena
ia terkejut dan bingung harus menjawab iya atau tidak karena di sisi lain ia
harus meminta izin kepada semua anaknya termasuk Andry. Bu Tati meminta agar
pak aji datang lagi setelah Andry pulang kerja.
Malamnya pak Aji datang kembali, pak Aji langsung
meminta izin kepada Andry untuk merestui ibunya menikah dengannya. Andri tetap
pada pendiriannya yang menolak pak Aji sebagai ayah tirinya kelak. Pak Aji pun
pantang menyerah, ia terus meyakinkan Andry bahwa sekarang ini dia sudah
berubah dan akan terus berubah mejadi yang terbaik untuk ibunya. Andry luluh
dengan bersyarat. Andry memberikan syarat “saya akan merestui jika kelima anak
ibu juga merestui”. Beberapa hari kemudian semua anak bu Tati dikumpulkan dan
diceritakan semua yang terjadi. Tidak menunggu lama keputusan dari kelima anak
bu Tati itu pun terlontar. Kata SETUJU dan MERESTUI lah yang diucapkan kelima
anak bu Tati.
Selang dua minggu bu Tati dan pak Aji melangsungkan
pernikahan yang sederhana mengingat usia mereka sudah tidak muda lagi. Senang
dan bahagia yang terpancar dari wajah kedua mempelai.
NB : Maaf apabila ada kesamaan nama.
0 komentar:
Posting Komentar